Sabtu, 24 Juni 2017

Sharing 1 RETRET MUTIARA DALAM DOA



Tidak Ada yang Mustahil Bagi Tuhan



Saya adalah seorang ibu yang harus menghidupi anak-anak saya. Dalam perjalanan hidup ini saya harus jatuh bangun untuk menyekolahkan anak-anak saya. Ketika anak-anak saya masih kecil sang suami tercinta meninggalkan kami sekeluarga. Beban semakin berat karena anak-anak saya yang berjumlah 9 orang itu masih kecil-kecil. Mereka butuh pendampingan dari orangtua. Sebagai seorang ibu, saya harus bekerja untuk mencari makan untuk mereka. Selain beban untuk mendidik dan membesarkan anak, saya juga harus memikul beban batin di mana banyak para tetangga yang mencemohon saya karena saya seorang janda yang pergi pagi pulang larut malam. Tekanan dan gossip dari tetangga seringkali membuat saya emosi. Tetapi ketika saya mengingat anak-anak, akhirnya saya kembali tenang.

Dalam penderitaan yang berat ini, saya selalu berdoa mohon kepada Tuhan untuk mengembalikan suami saya yang lari. Setiap malam menjelang istirahat saya selalu menyempatkan diri untuk sejenak berdoa kepada Tuhan memohon agar suami saya bisa kembali ke rumah. Saya tidak putus-putusnya berdoa kepada Tuhan. Saya juga rajin merayakan ekaristi harian di gereja sebelum berangkat kerja. Namun pada suatu hari saya mengalami kebosanan. Doa yang saya panjatkan kepada Tuhan seperti tidak didengarkan oleh Tuhan. Saya mulai malas ke gereja. Saya terus bekerja hingga anak-anak saya dapat menyelesaikan sekolah hingga sarjana. Sekarang anak-anak saya sudah menjadi orang sukses. Doa saya tetap belum dikabulkan oleh Tuhan. Sampai saat ini suami saya belum kembali juga hingga anak kami sudah besar. Saya sangat kecewa dan pelan-pelan ingin menjauh dari gereja.

Sehingga suatu saat saya diajak oleh seorang teman untuk ikut retret Mutiara Dalam Doa dan sempat saya tolak. Menurut saya setiap retret sama saja, pasti kerjaannya doa..doa..dan berdoa. Tetapi ketika menjelang hari keberangkatan akhirnya saya menyatakan untuk ikut retret. Hati saya seperti digiring oleh Tuhan untuk ikut retret Mutiara Dalam Doa. Akhirnya saya ikut retret. Dan ketika saya diajak masuk dalam suasana doa. Dalam dirinya, sempat terjadi penolakkan. Tetapi saya berusaha untuk mengembalikan semangat doa saya. Pada saat acara pencurahan Roh Kudus, ntah kenapa saya betul-betul merasa tenang dan damai dalam hidup saya. Saya merasakan kasih Tuhan menaungi diri saya. Akhirnya saya sadar bahwa doa saya memang tidak dikabulkan, tetapi justru didengarkan Tuhan.

Tuhan telah mendengar doa saya dengan memberikan kekuatan kepada saya sehingga saya bisa menyekolahkan anak-anak saya hingga sukses sekarang. Saya teringat pengalaman Yesus ketika berdoa di tanam Getzemani. Yesus pun sama seperti saya saat berdoa kepada Bapa untuk melepaskan penderitaan dan sepertinya tidak dikabulkan juga. Tetapi Allah Bapa justru memberi Yesus kekuatan untuk memikul salib hingga ke puncak Golgota. Dalam doa-Nya Yesus sempat mengatakan kepada Bapa-Nya: “Ya Bapa-Ku, Jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Sekarang saya telah memperoleh kekuatan yang luarbiasa besar. Saya telah dikuatkan untuk menyekolahkan, mendidik dan mengantar anak-anak saya hingga sukses. Kekuatan itu hanya mungkin berasal dari Tuhan. Secara manusiawi mungkin saya pasti tidak mampu, tetapi tidak ada yang mustahil bagi Tuhan dalam hidup saya. Terima kasih Yesus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REKOLEKSI & ZIARAH MARIA YANG MENGESANKAN

Para pembaca yang budiman, tanggal 26-27 Oktober 2017, beberapa keluarga Katolik dari berbagai paroki hadir mengikuti acara p...