Banyak orang katolik yang sudah pernah
mendengar istilah retret Tulang Rusuk. Ada juga di antaranya yang mulai tertarik dan
ingin mengikuti acara retret Tulang Rusuk, tetapi bingung, bagaimana caranya mendaftar retret ini? Di
mana retret Tulang Rusuk itu diadakan? Sebelum mengikuti retret ini, ada baiknya kalau kita mengenal sedikit informasi tentang Retret Tulang Rusuk. Siapakah yang memimpin Retret Tulang
Rusuk?
Retret Tulang Rusuk di Indonesia
Yang namanya hidup membangun rumah tangga atau keluarga, di manapun
memang lumrah kalau keadaannya sering berantakan, kacau balau dan hiruk pikuk.
Hal itu bukan berarti kacau balau pada barang-barang perabotan di rumah,
melainkan kacau balau pada “perasaan”. Rasa
sayang, dan rasa kesal bahkan marah sering sekali bercampur aduk menjadi satu. Sang
suami menuntut si istri harus berbuat sesuatu, dan sebaliknya si istri suka berteriak-teriak
memarahi suaminya yang kurang memiliki inisiatif untuk melakukan sesuatu.
Kedua pasangan suami istri yang telah berjanji akan hidup semati,
menanggung masalah dalam untung dan malang, dalam suka dan duka dihadapan Tuhan
akhirnya nyaris lupa dan kandas ditelan emosi. Dan terus terang, memang tidak
selalu mudah menghadapi segala masalah rumah tangganya dengan senyum. Sikap semasa
pacaran yang romantis akhirnya menjadi serba serius. Garis kening di dahi
semakin banyak, namun masalah-masalah prinsip tidak kunjung usai. Kalau begitu
terus apa yang akan terjadi? suasana menjadi hambar. Cinta suami istri menjadi
pudar. Anak-anak menjadi korban kemarahan dan kekesalan ibu dan ayahnya. Cepat atau
lambat, anak-anak tidak lagi betah di rumah. Bagi mereka, tidak pulang ke rumah
jauh lebih nyaman dari pada hidup di dalam neraka yang dibuat oleh papa mama.
Bersyukur bahwa Tuhan melalui Gereja katolik memahami situasi kehidupan
berkeluarga. Membangun sebuah keluarga yang harmonis tidaklah mudah. Ada banyak
faktor yang akan mempengaruhi perubahan kadar cinta suami istri. Cinta yang
harusnya berkembang menjadi cinta Agape sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh
Yesus kepada Gereja akhirnya tidak akan tercapai di dalam kehidupan keluarga
bila masalah di dalam keluaga tidak segera diselesaikan.
Lalu, apa yang harus anda lakukan kalau memang kalian sebagai suami istri telah saling mencintai dan ingin mempertahankan hidup berkeluarga?
Lalu, apa yang harus anda lakukan kalau memang kalian sebagai suami istri telah saling mencintai dan ingin mempertahankan hidup berkeluarga?
Di Indonesia, ada seorang pastor Katolik yang berkharisma. Nama pastor
itu adalah Romo Jusuf Halim, SVD. Beliau terdorong hatinya untuk mengadakan
sebuah retret yang khusus ditujukan kepada pasangan suami istri yang telah 5
tahun lebih hidup dalam pernikahan, maupun bagi pasangan suami istri yang sedang menghadapi
masalah pertikaian. Retret itu dinamakan Retret Tulang Rusuk.
Retret Tulang Rusuk lahir pertama kali ketika beliau sedang studi di
negeri kangguru, Australia. Pada saat itu, di samping studi, Romo Halim kerapkali melayani komunitas
katolik Indonesia (CIC) di sana dengan mengadakan retret Pasutri (Pasangan Suami Istri). Tidak
disangka dan tidak diduga, retret untuk pasangan suami istri mendapat tanggapan
positif dan peminat yang banyak. Kebutuhan umat dan suami istri akan retret ternyata sangatlah tinggi. Akhirnya setelah pulang dari Australia, retret
pasutri itu dikembangkan lagi hingga akhirnya berubah nama menjadi Retret Tulang Rusuk.
Retret Tulang Rusuk terinsinpirasi dari Kitab Kejadian 2:21-24 yang
isinya: TUHAN Allah telah membuat manusia
itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari
padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil
TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu
dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia,
tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab
ia diambil dari laki-laki." Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan
ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu
daging.
Berbekal dari Sabda Allah itu, maka Romo Jusuf Halim, SVD selalu
menekankan bahwa pada kodratnya, pernikahan yang dijalankan oleh suami istri harus dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan kelak. Mereka telah
menjadi satu daging dan berjanji untuk setia satu sama lain. Oleh karena itu, hidup pernikahan harus dipelihara
bersama-sama. Seorang istri harus menjaga dan memelihara suaminya agar tidak
jatuh hati kepada sekretaris kantornya. Begitu pula sebaliknya suami harus
menjaga istrinya supaya tidak jatuh hati pada pastor atau sopir pribadinya. Sudah tentu, untuk memelihara pasangan hidup
dan keluarga agar selalu harmonis dan langgeng, maka setiap pasangan suami istri harus melibatkan
campur tangan Tuhan dan kuasa Roh Kudus di dalam keluarga. Tanpa adanya kuasa Roh Kudus, maka
panggilan hidup berkeluarga tidak mungkin akan bertahan.
Siapakah Romo Jusuf Halim, SVD
itu?
Romo Jusuf Halim adalah seorang imam dari Serikat Sabda Allah, atau dalam
bahasa latin dikenal sebagai SVD (Societas Verbi Divini) provinsi Jawa. Penampilannya
sederhana dan pendiam. Sebelum masuk biara dan seminari, beliau adalah seorang
akuntan di sebuah perusahaan besar. Beliau menjadi
misionaris Sabda Allah melalui pelayanan
retret Tulang Rusuk untuk menyelamatkan keluarga-keluarga katolik dan keluarga-keluarga lain yang berkehendak baik sekalipun mereka berbeda agama. Hidup kesehariannya adalah berdoa dan melayani retret
Tulang Rusuk sampai hampir 30 tahun dan beberapa retret yang lain.
Hal yang mengesankan dari semua pasangan suami isteri yang mengikuti retret Tulang Rusuk adalah metode Romo Jusuf Halim saat membawakan materi Kitab Suci yang begitu menarik disertai guyonan-guyonan segar, bukan dibuat-buat. Anda akan tertawa segar sepanjang retret berlangsung (selama 2 malam 3 hari). Beliau terkenal sebagai seorang romo humoris, "sersan" serius tetapi santai. Banyak peserta retret yang ikut retret akan dibimbing untuk membaca dan memahami isi Kitab Suci secara sederhana dan kontekstual sesuai dengan kehidupan yang dihadapi di dalam rumah tangga. Di samping itu, beliau sangat pandai bernyanyi dan menghibur peserta retret hingga peserta retret tidak mau pulang-pulang.
Retret Tulang Rusuk adalah Retret Universal.
Romo Jusuf Halim tidak menutup hati bagi para peserta yang berasal
dari agama lain. Banyak peserta retret mengakui bahwa retret Tulang Rusuk adalah
retret yang unik, karena pesertanya berbeda-beda suku dan agama. Dalam
retretnya, Romo Jusuf Halim sangat menekankan hidup toleransi antar umat
beragama. Negara Indonesia adalah negara Pancasila, maka itu, sebagai orang
Indonesia yang cinta Bhineka Tunggal Ika harus saling menghormati agama dan kepercayaan
saudara-saudari kita yang berbeda-beda. Oleh karena itu, semua orang Katolik tidak boleh memaksa orang
beragama lain untuk masuk katolik. Mengapa? Karena Tuhan menciptakan matahari bukan untuk orang
katolik saja, begitu pula bulan, dan hujan bukan untuk orang katolik atau kristen, atau budha, hindu dan muslim. Sinar Matahari, bulan, dan air
hujan diberikan Tuhan untuk semua orang tanpa dibeda-bedakan siapakah orang
itu. Hingga pada saat akhir hidup kita, Tuhan juga tidak akan membeda-bedakan siapakah diri kita.
Jadi semua orang katolik dan peserta retret Tulang Rusuk tidak boleh menghakimi kepercayaan orang lain yah. Semua pengikut Yesus Kristus harus mengikuti apa yang Yesus buat selama hidup-Nya, yaitu saling mengasihi dan mencintai semua orang sebagai karya ciptaan Tuhan yang mulia. Maka itu, tidaklah heran bila retret Tulang Rusuk ini sangat universal dan sangat disukai oleh saudara kita dari Kristen Protestan, Budha, Hindu dan Muslim. Selain itu, Romo Halim juga sangat terbuka pada para romo diosesan dan biarawan-biarawati dari berbagai tarekat yang ingin ikut hadir dalam acara retretnya.
Jadi semua orang katolik dan peserta retret Tulang Rusuk tidak boleh menghakimi kepercayaan orang lain yah. Semua pengikut Yesus Kristus harus mengikuti apa yang Yesus buat selama hidup-Nya, yaitu saling mengasihi dan mencintai semua orang sebagai karya ciptaan Tuhan yang mulia. Maka itu, tidaklah heran bila retret Tulang Rusuk ini sangat universal dan sangat disukai oleh saudara kita dari Kristen Protestan, Budha, Hindu dan Muslim. Selain itu, Romo Halim juga sangat terbuka pada para romo diosesan dan biarawan-biarawati dari berbagai tarekat yang ingin ikut hadir dalam acara retretnya.
Di samping menjelaskan tentang cinta kasih universal, dalam retretnya Romo Jusuf Halim juga akan menjelaskan kepada
pasangan suami istri yang katolik tentang ajaran iman Katolik dengan sangat sederhana, tentang mengapa
orang katolik harus mengaku dosa kepada seorang pastor, mengapa orang katolik selalu mendoakan arwah, tentang apa itu Rosario, dan siapakah Maria dan kedudukannya di
dalam Gereja. Yang pasti, Romo Jusuf Halim menekankan kepada orang katolik
supaya jangan menyembah Maria, apalagi patung Maria dan orang-orang kudus.
Bagi anda yang tertarik ingin mengikuti Retret Tulang Rusuk hanya
diizinkan satu kali retret. Artinya bahwa kalau sudah ikut satu kali, maka
tidak perlu ikut lagi. Anda diharapkan memberi kesempatan kepada
saudara-saudari kita untuk mengalami retret Tulang Rusuk. Retret Tulang Rusuk juga menyebar di banyak kota, mulai dari Jakarta (Rumah Retret Tugu Wacana-Cisarua), Bandung, Cirebon, Yogyakarta, Semarang, Ledug-Tretes, Bali, Pontianak, Banjarmasin, Palembang, Kendari, dan bahkan di Luar Negeri (Sydney, Melbourne dan Perth).
Adapun, kelanjutan retret Tulang Rusuk adalah Retret Mutiara Dalam
Doa (MDD) untuk semua kalangan, bapak - ibu, para jomblo, single parent, dan mahasiswa/i, (kecuali anak SD, SMP dan SMA yang mana mereka sudah ada retretnya), atau Retret Wanita Yang
Diurapi (WYD) yang disajikan khusus untuk ibu-ibu, para istri maupun single
parents.
Bagi bapak-bapak yang ingin melanjutkan retret pribadi tanpa kehadiran istri anda, maka anda dapat mengikuti "Retret Pria Yang Diberkati" (PYD). Sedangkan bagi peserta retret yang ingin anak-anak juga mendapat pengalaman Retret bersama Romo Jusuf Halim, maka para orangtua dapat mendaftarkan anak-anaknya untuk ikut Retret Mutiara Berharga yang dibimbing oleh Romo Jusuf Halim dan 4 romo yang berpengalaman. Akhir seluruh rangkaian retret setelah mengikuti seluruh retretnya adalah retret untuk keluarga Tulang Rusuk yang diikuti oleh suami-istri, anak-anak, orangtua dan mertua.
Bagi bapak-bapak yang ingin melanjutkan retret pribadi tanpa kehadiran istri anda, maka anda dapat mengikuti "Retret Pria Yang Diberkati" (PYD). Sedangkan bagi peserta retret yang ingin anak-anak juga mendapat pengalaman Retret bersama Romo Jusuf Halim, maka para orangtua dapat mendaftarkan anak-anaknya untuk ikut Retret Mutiara Berharga yang dibimbing oleh Romo Jusuf Halim dan 4 romo yang berpengalaman. Akhir seluruh rangkaian retret setelah mengikuti seluruh retretnya adalah retret untuk keluarga Tulang Rusuk yang diikuti oleh suami-istri, anak-anak, orangtua dan mertua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar