Sabtu, 24 Juni 2017

RETRET TULANG RUSUK





Retret Tulang Rusuk

Banyak orang katolik yang sudah pernah mendengar istilah retret Tulang Rusuk. Ada juga di antaranya yang mulai tertarik dan ingin mengikuti acara retret Tulang Rusuk, tetapi bingung, bagaimana caranya mendaftar retret ini? Di mana retret Tulang Rusuk itu diadakan? Sebelum mengikuti retret ini, ada baiknya kalau kita  mengenal sedikit informasi tentang Retret Tulang Rusuk.  Siapakah yang memimpin Retret Tulang Rusuk?


Retret Tulang Rusuk di Indonesia


Yang namanya hidup membangun rumah tangga atau keluarga, di manapun memang lumrah kalau keadaannya sering berantakan, kacau balau dan hiruk pikuk. Hal itu bukan berarti kacau balau pada barang-barang perabotan di rumah, melainkan kacau balau pada “perasaan”.  Rasa sayang, dan rasa kesal bahkan marah sering sekali bercampur aduk menjadi satu. Sang suami menuntut si istri harus berbuat sesuatu, dan sebaliknya si istri suka berteriak-teriak memarahi suaminya yang kurang memiliki inisiatif untuk melakukan sesuatu.  

Kedua pasangan suami istri yang telah berjanji akan hidup semati, menanggung masalah dalam untung dan malang, dalam suka dan duka dihadapan Tuhan akhirnya nyaris lupa dan kandas ditelan emosi. Dan terus terang, memang tidak selalu mudah menghadapi segala masalah rumah tangganya dengan senyum. Sikap semasa pacaran yang romantis akhirnya menjadi serba serius. Garis kening di dahi semakin banyak, namun masalah-masalah prinsip tidak kunjung usai. Kalau begitu terus apa yang akan terjadi? suasana menjadi hambar. Cinta suami istri menjadi pudar. Anak-anak menjadi korban kemarahan dan kekesalan ibu dan ayahnya. Cepat atau lambat, anak-anak tidak lagi betah di rumah. Bagi mereka, tidak pulang ke rumah jauh lebih nyaman dari pada hidup di dalam neraka yang dibuat oleh papa mama.

Bersyukur bahwa Tuhan melalui Gereja katolik memahami situasi kehidupan berkeluarga. Membangun sebuah keluarga yang harmonis tidaklah mudah. Ada banyak faktor yang akan mempengaruhi perubahan kadar cinta suami istri. Cinta yang harusnya berkembang menjadi cinta Agape sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Yesus kepada Gereja akhirnya tidak akan tercapai di dalam kehidupan keluarga bila masalah di dalam keluaga tidak segera diselesaikan. 



Lalu, apa yang harus anda lakukan kalau memang kalian sebagai suami istri telah saling mencintai dan ingin mempertahankan hidup berkeluarga? 


Di Indonesia, ada seorang pastor Katolik yang berkharisma. Nama pastor itu adalah Romo Jusuf Halim, SVD. Beliau terdorong hatinya untuk mengadakan sebuah retret yang khusus ditujukan kepada pasangan suami istri yang telah 5 tahun lebih hidup dalam pernikahan, maupun bagi  pasangan suami istri yang sedang menghadapi masalah pertikaian. Retret itu dinamakan Retret Tulang Rusuk.

  

Retret Tulang Rusuk lahir pertama kali ketika beliau sedang studi di negeri kangguru, Australia. Pada saat itu, di samping studi, Romo Halim kerapkali melayani komunitas katolik Indonesia (CIC) di sana dengan mengadakan  retret Pasutri (Pasangan Suami Istri). Tidak disangka dan tidak diduga, retret untuk pasangan suami istri mendapat tanggapan positif dan peminat yang banyak. Kebutuhan umat dan suami istri akan retret ternyata sangatlah tinggi. Akhirnya setelah pulang dari Australia, retret pasutri itu dikembangkan lagi hingga akhirnya berubah nama menjadi Retret Tulang Rusuk. 


Retret Tulang Rusuk terinsinpirasi dari Kitab Kejadian 2:21-24 yang isinya:  TUHAN Allah telah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.



Berbekal dari Sabda Allah itu, maka Romo Jusuf Halim, SVD selalu menekankan bahwa pada kodratnya, pernikahan yang dijalankan oleh suami istri harus dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan kelak. Mereka telah menjadi satu daging dan berjanji untuk setia satu sama lain. Oleh karena itu, hidup pernikahan harus dipelihara bersama-sama. Seorang istri harus menjaga dan memelihara suaminya agar tidak jatuh hati kepada sekretaris kantornya. Begitu pula sebaliknya suami harus menjaga istrinya supaya tidak jatuh hati pada pastor atau sopir pribadinya.  Sudah tentu, untuk memelihara pasangan hidup dan keluarga agar selalu harmonis dan langgeng, maka setiap pasangan suami istri harus melibatkan campur tangan Tuhan dan kuasa Roh Kudus di dalam keluarga. Tanpa adanya kuasa Roh Kudus, maka panggilan hidup berkeluarga tidak mungkin akan bertahan.


Siapakah Romo Jusuf Halim, SVD itu? 

Romo Jusuf Halim adalah seorang imam dari Serikat Sabda Allah, atau dalam bahasa latin dikenal sebagai SVD (Societas Verbi Divini) provinsi Jawa. Penampilannya sederhana dan pendiam. Sebelum masuk biara dan seminari, beliau adalah seorang akuntan di sebuah perusahaan besar. Beliau menjadi misionaris  Sabda Allah melalui pelayanan retret Tulang Rusuk untuk menyelamatkan keluarga-keluarga katolik dan keluarga-keluarga lain yang berkehendak baik sekalipun mereka berbeda agama. Hidup kesehariannya adalah berdoa dan melayani retret Tulang Rusuk sampai hampir 30 tahun dan beberapa retret yang lain. 


Hal yang mengesankan dari semua pasangan suami isteri yang mengikuti retret Tulang Rusuk adalah metode Romo Jusuf Halim saat membawakan materi Kitab Suci yang begitu menarik disertai guyonan-guyonan segar, bukan dibuat-buat. Anda akan tertawa segar sepanjang retret berlangsung (selama 2 malam 3 hari). Beliau terkenal sebagai seorang romo humoris, "sersan" serius tetapi santai. Banyak peserta retret yang ikut retret akan dibimbing untuk membaca dan memahami isi Kitab Suci secara sederhana dan kontekstual sesuai dengan kehidupan yang dihadapi di dalam rumah tangga. Di samping itu, beliau sangat pandai bernyanyi dan menghibur peserta retret hingga peserta retret tidak mau pulang-pulang.



Retret Tulang Rusuk adalah Retret Universal.



Romo Jusuf Halim tidak menutup hati bagi para peserta yang berasal dari agama lain. Banyak peserta retret mengakui bahwa retret Tulang Rusuk adalah retret yang unik, karena pesertanya berbeda-beda suku dan agama. Dalam retretnya, Romo Jusuf Halim sangat menekankan hidup toleransi antar umat beragama. Negara Indonesia adalah negara Pancasila, maka itu, sebagai orang Indonesia yang cinta Bhineka Tunggal Ika harus saling menghormati agama dan kepercayaan saudara-saudari kita yang berbeda-beda. Oleh karena itu, semua orang Katolik tidak boleh memaksa orang beragama lain untuk masuk katolik. Mengapa? Karena Tuhan menciptakan matahari bukan untuk orang katolik saja, begitu pula bulan, dan hujan bukan untuk orang katolik atau kristen, atau budha, hindu dan muslim. Sinar Matahari, bulan, dan air hujan diberikan Tuhan untuk semua orang tanpa dibeda-bedakan siapakah orang itu. Hingga pada saat akhir hidup kita, Tuhan juga tidak akan membeda-bedakan siapakah diri kita.

Jadi semua orang katolik dan peserta retret Tulang Rusuk tidak boleh menghakimi kepercayaan orang lain yah. Semua pengikut Yesus Kristus harus mengikuti apa yang Yesus buat selama hidup-Nya, yaitu saling mengasihi dan mencintai semua orang sebagai karya ciptaan Tuhan yang mulia. Maka itu, tidaklah heran bila retret Tulang Rusuk ini sangat universal dan sangat disukai oleh saudara kita dari Kristen Protestan, Budha, Hindu dan Muslim. Selain itu, Romo Halim juga sangat terbuka pada para romo diosesan dan  biarawan-biarawati dari berbagai tarekat yang ingin ikut hadir dalam acara retretnya.


Di samping menjelaskan tentang cinta kasih universal, dalam retretnya Romo Jusuf Halim juga akan menjelaskan kepada pasangan suami istri yang katolik tentang ajaran iman Katolik dengan sangat sederhana, tentang mengapa orang katolik harus mengaku dosa kepada seorang pastor, mengapa orang katolik selalu mendoakan arwah, tentang apa itu Rosario, dan siapakah Maria dan kedudukannya di dalam Gereja. Yang pasti, Romo Jusuf Halim menekankan kepada orang katolik supaya jangan menyembah Maria, apalagi patung Maria dan orang-orang kudus. 


Bagi anda yang tertarik ingin mengikuti Retret Tulang Rusuk hanya diizinkan satu kali retret. Artinya bahwa kalau sudah ikut satu kali, maka tidak perlu ikut lagi. Anda diharapkan memberi kesempatan kepada saudara-saudari kita untuk mengalami retret Tulang Rusuk. Retret Tulang Rusuk juga menyebar di banyak kota, mulai dari Jakarta (Rumah Retret Tugu Wacana-Cisarua), Bandung, Cirebon, Yogyakarta, Semarang, Ledug-Tretes, Bali, Pontianak, Banjarmasin, Palembang, Kendari, dan bahkan di Luar Negeri (Sydney, Melbourne dan Perth).


Adapun, kelanjutan retret Tulang Rusuk adalah Retret Mutiara Dalam Doa (MDD) untuk semua kalangan, bapak - ibu, para jomblo, single parent, dan mahasiswa/i, (kecuali anak SD, SMP dan SMA yang mana mereka sudah ada retretnya), atau Retret Wanita Yang Diurapi (WYD) yang disajikan khusus untuk ibu-ibu, para istri maupun single parents. 

Bagi bapak-bapak yang ingin melanjutkan retret pribadi tanpa kehadiran istri anda, maka anda dapat mengikuti "Retret Pria Yang Diberkati" (PYD). Sedangkan bagi peserta retret yang ingin anak-anak juga mendapat pengalaman Retret bersama Romo Jusuf Halim, maka para orangtua dapat mendaftarkan anak-anaknya untuk ikut Retret Mutiara Berharga yang dibimbing oleh Romo Jusuf Halim dan 4 romo yang berpengalaman. Akhir seluruh rangkaian retret setelah mengikuti seluruh retretnya adalah retret untuk keluarga Tulang Rusuk yang diikuti oleh suami-istri, anak-anak, orangtua dan mertua.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REKOLEKSI & ZIARAH MARIA YANG MENGESANKAN

Para pembaca yang budiman, tanggal 26-27 Oktober 2017, beberapa keluarga Katolik dari berbagai paroki hadir mengikuti acara p...