Jumat, 23 Juni 2017

APA ITU RETRET ?



Retret adalah sebuah kegiatan pribadi atau sekelompok orang yang bertujuan untuk mendapatkan ketenangan batin dengan cara menyendiri, merenung, dan mengundurkan diri dari kesibukan dunia ramai, dari pola/gaya hidup yang tidak sehat dan tidak teratur untuk sementara waktu. 

Kegiatan retret kerap kita temui di dalam kehidupan para rahib/rubiah/biarawan/biarawati Katolik yang hidupnya khusus diberikan untuk mengabdikan diri pada Allah dan pelayanan diri kepada komunitas biara.  Kaum biarawan-biarawati Katolik sudah terbiasa menjalankan kehidupan retret. Mereka mengikuti Yesus yang pada masa hidup-Nya selalu setia menarik diri dan pergi ke tempat yang sunyi bersama para murid-Nya (Mrk 6:30–34, 45–46). 


Yesus telah melakukan retreat pribadi-Nya dengan cara berhenti sejenak dari pekerjaan-Nya, lalu menyendiri untuk merenungkan apa yang telah Ia lakukan, berdoa; berkomunikasi dan berusaha memahami Kehendak Bapa pada diri-Nya hingga Yesus memperoleh kesegaran kembali untuk bekerja dan melanjutkan perjalanan-Nya.

Lamban laun, kegiatan retret yang biasanya dilakukan di dalam kehidupan membiara itu  diperkenalkan dan dipraktekkan kepada siswa-siswi awam melalui proses pendidikan dan pembinaan rohani di sekolah-sekolah Katolik yang dikelola oleh para biarawan-biarawati. Singkat cerita, kegiatan retret itu disukai siswa-siswi hingga mereka dewasa dan menyebar kepada orang-orang awam sampai sekarang.

Pada dasarnya retret berkaitan dengan pembinaan diri guna memenuhi kepuasan rohani maupun kesehatan lahir batin, seperti upaya pengolahan stess, proses memahami pribadi sekaligus pembinaan mental-spiritual. Kegiatan retret ini juga berkaitan dengan proses pemulihan hubungan dan pengolahan konflik antara seseorang dengan dirinya sendiri, dengan orang lain, dengan alam ciptaan dan dengan Tuhan yang ia imani.
Umumnya acara retret dilakukan di daerah yang tempatnya sangat sunyi dan hening, baik di pedesaan maupun pedalaman yang jauh dari keramaian. Misalnya saja di biara maupun di rumah-rumah retret yang masih merawat alam lingkungannya yang alami.


Intinya bahwa seseorang atau kelompok orang yang akan menjalankan kegiatan retret yang baik dibutuhkan kedisiplinan diri untuk mencapai pengalaman keheningan dan kesunyian hati. Meski begitu, kegiatan mencapai pengalaman hening dan menyendiri akan dibimbing oleh seorang religius/pemimpin rohani atau spiritual (fasilitator) yang berpengalaman.  

Di samping ada retret yang dilakukan dalam keheningan, namun ada pula retret yang dilakukan dalam suasana bersama kelompok kecil untuk bisa saling berbagi pengalaman iman, spiritual dan doa bersama. Keberhasilan seseorang mengalami retret juga tergantung dari kerjasama antara dirinya dengan pembimbing rohaninya. Pembimbing rohani sebagai fasilitator akan berusaha memberikan pembinaan dan pengarahan sampai peserta mencapai tujuan yang akan dicapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REKOLEKSI & ZIARAH MARIA YANG MENGESANKAN

Para pembaca yang budiman, tanggal 26-27 Oktober 2017, beberapa keluarga Katolik dari berbagai paroki hadir mengikuti acara p...