Perkawinan Katolik adalah lembaga “Gereja mini”. Sebagai Gereja mini atau Gereja kecil, cinta para suami-istri harus
terarah kepada kelahiran dan pendidikan anak.
Sudah tentu, tugas setiap pasutri yang telah menjadi orangtua tidaklah gampang. Setiap hari, mereka harus menjadi tanda kehadiran
Allah yang nyata di tengah-tengah keluarga dan dirasakan sendiri oleh anak-anak. Oleh karena itu, pertumbuhan iman, mentalitas dan kebahagiaan
hidup anak harus mendapat perhatian utama dari semua orang tua.
Dewasa ini, gagasan untuk menjamin pendidikan iman dan masa depan anak
bukanlah hal yang mudah untuk diwujudkan. Zaman modern telah menghadirkan berbagai
macam persoalan dan tantangan yang harus dihadapi oleh anak-anak. Bila orangtua sudah lengah dan tidak mau berusaha memahami persoalan-persoalan anak-anaknya sejak dini,
maka cepat atau lambat, anak-anak anda akan menjadi korban teknologi dan ideologi yang menyesatkan.
Kami menyadari bahwa karena kesibukan orangtua untuk menghadapi tantangan zaman, maka tidak sedikit iman dan hidup rohani anak-anak mereka akhirnya kurang mendapat perhatian. Harus diakui bahwa pada zaman modern ini banyak anak-anak katolik yang tidak lagi peduli dengan Iman, Doa dan Gereja. Iman hanya dianggap sebagai materi untuk diperdebatkan. Berdoa bukan lagi menjadi bagian dari nafas hidup mereka. Begitu pula, perayaan Ekaristi hanyalah pertunjukan teater seni yang tidak menarik untuk diikuti. Di dalam pikiran mereka hanyalah bermain sendiri dengan berbagai macam permainan teknologi.
Tanpa di sadari ada sebagian anak zaman sekarang sudah terjerat permainan games melalui teknologi Hp, gadget dan internet online secara berlebihan. Para orangtua mulai kewalahan dengan tingkah laku anak-anak mereka yang sudah kecanduan permainan games. Anak-anak telah membentuk dunianya sendiri. Kehidupan sosial anak-anak tidak lagi mereka kenal, apalagi kehidupan iman tidak lagi mereka peduli. Berbagai nasihat orangtua, dari bernada lembut sampai bernada keras tidak akan mampu mengembalikan mentalitas anak-anak yang sudah jatuh pada kecanduan permainan teknologi.
Inilah salah satu masalah keluarga zaman sekarang yang masih terus kami kritisi, hingga akhirnya kami pun mulai berpikir untuk membuat sebuah kegiatan rohani yang khusus dikemas untuk anak-anak anda. Dengan adanya tanda-tanda yang memprihatinkan kehidupan keluarga dan anak-anak itulah, maka Team Retret & Spiritualitas SVD bersama Rm. Jusuf Halim berinisiatif untuk mengadakan Retret Mutiara Berharga setiap tahun, khususnya di saat libur anak-anak sekolah.
Inilah salah satu masalah keluarga zaman sekarang yang masih terus kami kritisi, hingga akhirnya kami pun mulai berpikir untuk membuat sebuah kegiatan rohani yang khusus dikemas untuk anak-anak anda. Dengan adanya tanda-tanda yang memprihatinkan kehidupan keluarga dan anak-anak itulah, maka Team Retret & Spiritualitas SVD bersama Rm. Jusuf Halim berinisiatif untuk mengadakan Retret Mutiara Berharga setiap tahun, khususnya di saat libur anak-anak sekolah.
Sampai saat ini Retret Mutiara Berharga sudah berjalan selama 5 tahun dan telah diikuti oleh semua kalangan anak-anak, mulai dari OMK (Orang Muda Katolik) hingga orang muda
dari agama Kristen dan Budha. Mereka berasal dari berbagai paroki di Jakarta dan luar kota. Mereka juga berasal dari sekolah yang beraneka ragam, mulai sekolah negeri, sekolah katolik dan sekolah internasional. Meski mereka berbeda-beda, namun mereka tetap bisa bersatu dan saling menghormati satu sama lain. Sebagai gembala yang mencintai domba-dombanya, sampai saat ini team retreat SVD akan tetap berusaha membuat acara Retret Mutiara Berharga dengan tema yang berbeda-beda.
Sejauh ini, kami telah mendapat kesan baik dari orangtua dan peserta. Banyak anak dan orangtua yang menyambut baik program retret Mutiara Berharga ini. Mereka telah
percaya akan program retret yang ternyata membawa dampak positif bagi anak-anak mereka. Ada yang bersaksi bahwa setelah ikut retret ini, anaknya semakin peduli dengan orangtua. anak-anak juga semakin berubah dan semakin dewasa. Salah satu contoh yang dialami oleh ibu Brigita yang sedang mengikuti Retret Tulang Rusuk. Di sebuah acara sharing retret Tulang Rusuk, ibu Brigita memberi kesaksian tentang pengalamannya bersama dengan anaknya. Ibu ini berkata:
"anak saya
memberitahukan kepada saya supaya ikut retret Tulang Rusuk. Saya
brsyukur banget, karena anak saya yang meminta saya supaya ajak papanya. Sebenernya
anak saya pernah ikut retret 3 tahun yg lalu, retret anak-anak Mutiara
Berharga, itu bener-bener; saya melihat kalau anak saya berubah, dia bisa
berubah dan melihat dia dewasa banget"
Berikut ini akan kami sajikan beberapa foto acara retret Mutiara Berharga Angkatan pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar